Erdogan Vs. Perez..

Perdebatan

Perdebatan

Tadi pagi gak sengaja terlihat siaran Metro TV yang sedang menayangkan berita tentang adu argumentasi Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan dengan Presiden Israel, Shimon Perez, soal pertempuran di Gaza baru-baru ini pada Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss,  Kamis (29/1)

Wuiihh..keren lah pokoknya. Seru dan menegangkan, aku sampe merinding liatnya. Itu baru Perdana Menteri. Salut aja sama beliau yang berani menentang langsung dan beradu argumentasi dengan Presiden Israel si Perez itu.

Cuma ada satu mungkin yang kurangnya karena Erdogan gak pake bahasa Inggris, jadi si Peres itu ngedengirin nya lewat Headphone, pake interpreter gitu. Jadi intonasi kekesalan Erdogan sama Perez agak gak nyampe di kuping Perez (sok tau..).hehehehe.

Tapi dari sikap Erdogan aja, semua yang nonton juga tau kalo Erdogan bête and kesal banget sama Perez. Dan bukan Cuma sama Perez, tapi juga sama moderator di Forum itu yang cuma ngasih beliau waktu berbicara 12 menit. Sedangkan Perez dikasih waktu 25 menit.

Erdogan mengatakan kekecewaannya di Davos di arahkan terhadap moderator dan bukan rakyat Israel. Ia juga mengatakan ia keberatan atas tingkah laku Perez. Pernyataannya dipotong saat ia berupaya menanggapi pembelaan Perez atas aksi yang dilakukan oleh Israel.

PM Turki itu cukup berani hingga keluar kata-kata “Anda membunuh rakyat.” Erdogan mengatakan, Perez berbicara demikian keras untuk menutupi “kesalahan”-nya.

Mendapat kecaman itu, Perez juga membela diri dengan mengatakan kalau Erdogan akan melakukan hal yang sama bila roket menerjang Istanbul.

Semua orang di forum itu kaget atas keberanian PM Turki, sampai Valerie Jarret, penasihat Presiden Obama, tersontak melihat Erdogan dan Shimon Perez terlibat debat sengit dengan nada tinggi dan penuh emosi. Saat debat berlangsung moderator berusaha menyetop perdebatan itu, namun Erdogen terus berkata dengan nada tinggi.

Erdogan memperlihat reaksi marah ketika dia tidak diberi kesempatan untuk menanggapi pembelaan Perez atas operasi militer Israel yang menelan 1.300 korban jiwa, termasuk anak-anak.

Erdogan Walkout

Erdogan Walkout

Dan setelah perdebatan sengit itu Erdogan langsung walkout meninggalkan Forum tersebut dengan mengatakan, mungkin ia tidak akan pernah kembali ke pertemuan tahunan itu.

Dia mengatakan, banyak orang terbunuh di Gaza, dan menyedihkan ada orang yang memuji Perez karena membela aksi Israel.

HAMAS memberi penghormatan atas sikap berani Perdana Menteri Turki … yang di Davos baru-baru ini membela para korban perang kriminal Zionis terhadap anak-anak dan perempuan di Jalur Gaza,” kata jurubicara HAMAS Fawzi Barhoum.

“Kami menganggap kepergiannya dari ruang itu sebagai ungkapan dukungan bagi korban Holocaust yang dilakukan oleh Zionis,” kata Barhoum dalam satu pernyataan.Harian Uni Emirat Arab, Al-Khaleej, menurunkan berita utama yang mengatakan Erdogan meninggalkan podium setelah ia “menyampaikan Holocaust Israel di Jalur Gaza dan membela rakyat Palestina”.

Setibanya di Istanbul, Erdogan tidak meminta ma`af atas tindakannya.”Saya melakukan apa yang harus saya lakukan,” ia mengatakan kepada wartawan di bandar udara sebagaimana dikutip AFP. “Saya tak dapat terus bersikap apatis ketika sampai pada tahap ini, itu bukan sifat saya. Saya terikat kewajiban untuk membela kehormatan negara saya.”

Dia mengatakan kepada massa, bahwa nada dan bahasa Perez tidak bisa diterima, sehingga dia bertindak untuk membela martabat Turki.

“Saya hanya tahu saya harus melindungi martabat Turki dan bangsa Turki,” kata Erdogan.

Wartawan BBC Sarah Rainsford di Istanbul mengatakan, ada kemarahan luar biasa di Turki atas operasi militer Israel terhadap Jalur Gaza, dan kini tampaknya dukungan publik atas aksi Erdogan di Davos meluas.

Melihat peristiwa menarik ini, para wartawan terus mencecar Shimon Perez tentang debat sengitnya dengan Erdogan dan dijawab oleh Perez: “Saya tidak mau berkonflik dengan Turki, tetapi dengan rakyat Palestina,” kata Perez pada Jum’at di Davos.

Dampak dari “marahnya” Erdogan ini membuat shock bagi warga Israel, dan ini menurut mereka bisa memberikan interprestasi yang akan mempengaruhi opini dunia untuk bersimpati terhadap rakyat Palestina.

Tidak itu saja, marahnya Erdogan ini kemudian ditanggapi oleh Direktur Executive Komite Yahudi Amerika, David Harris, bahwa Erdogan sengaja mengguyur bensin di tengah kobaran api kebencian.

Saat pulang ke negaranya, seperti ditulis Reuters dan AFP, yang melihat langsung kedatangan Erdogan pada Jum’at pagi kemarin, beliau disambut ratusan rakyat Turki di bandara Ataturk, Istambul dengan meneriakkan yel dan spanduk: Turkey is proud of you. Hal ini karena keberanian Turki berdebat langsung di forum dunia kemarin Kamis.

Go Erdogan Go…, not only Turkey. I’am Sure every body around the world must be proud of you..!! Congrat Erdogan, you are the new leader should be..